Senin, 23 Mei 2011

Merancang Liburan Bersama Anak-anak


BERLIBUR merupakan kegiatan yang umumnya sangat dinantikan oleh anak-anak. Apalagi setelah mereka lelah berkutat dengan pelajaran-pelajaran di sekolah, maka liburan adalah kesempatan bagi mereka untuk bermain secara leluasa di alam terbuka atau di tempat lain yang memiliki suasana berbeda dengan lingkungan sehari-hari.

Manfaat berwisata bagi anak-anak ternyata tidak sekadar untuk menciptakan kegembiraan. Mengunjungi objek-objek wisata, diyakini dapat pula menjadi alat untuk memperluas wawasan sekaligus menumbuhkan kepedulian mereka terhadap alam sekitarnya. Tak heran, jika banyak pakar pendidikan yang berpendapat bahwa kegiatan wisata turut andil dalam membentuk karakter pribadi anak yang cerdas, sehat, tangguh, dan bermoral tinggi. Tentu saja, selama kegiatan wisata itu dilakukan dengan cara yang benar dan sehat.

Akan tetapi, berwisata bersama anak-anak bukan kegiatan yang dapat dilakukan begitu saja tanpa perencanaan dan persiapan yang matang. Kita memang dapat merasakan kebahagiaan manakala melihat anak-anak kita bergerak lincah dan bermain bebas melepas naluri kanak-kanaknya. Namun, kecenderungan untuk selalu ”bergerak” itulah yang acapkali menimbulkan risiko kecelakaan. Atau paling tidak, dapat merepotkan orangtua karena harus terus menerus mengawasi mereka.

Belum lagi kondisi lingkungan, alam, dan iklim di tempat wisata tidak selalu baik bagi anak-anak. Padahal, tujuan berwisata justru untuk mencari suasana santai. Karena itu, menyiasati bagaimana bertamasya bersama anak-anak merupakan langkah penting yang perlu dipikirkan secara matang.

Berikut ini beberapa tips yang dapat diterapkan orangtua agar dapat menikmati kegiatan wisata bersama anak-anaknya dengan nyaman.

1. Jarak Tempuh
Faktor jarak sangat penting untuk diperhatikan, karena akan menentukan kenyamanan bepergian Anda dan anak-anak. Pada umumnya, perjalanan yang panjang dengan aksesibilitas yang sulit akan membuat anak-anak jenuh dan lelah. Sehingga mereka malah tidak dapat menikmati kegiatan wisata secara optimal. Bila hal ini terjadi, tentu saja dapat mengurangi keceriaan mereka.

Karena itu, jika Anda membawa kendaraan sendiri, upayakan agar perjalanan yang ditempuh tidak lebih dari 5 jam. Apabila ternyata jarak yang harus ditempuh lebih kurang 10 jam, maka jangan paksakan untuk melaluinya dalam satu hari. Menginaplah dulu di tengah perjalanan agar keesokan harinya kondisi Anda dan anak-anak bisa segar dalam meneruskan perjalanan ke tempat tujuan.

Jika menggunakan sarana transportasi umum, hal yang perlu diperhatikan adalah jadwal keberangkatan dan kedatangan angkutan.

Pilihlah jam keberangkatan yang tidak terlalu pagi dan tiba tidak terlalu malam, sebab kondisi keamanan di tempat-tempat umum, seperti stasiun kereta api, terminal bus, pelabuhan laut, ataupun bandar udara belum tentu terjamin.

Jarak tempuh juga perlu disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Jika waktu liburan hanya sebentar, misalnya satu atau dua hari, maka sebaiknya jangan memilih objek wisata yang terlalu jauh dan sulit dicapai. Sebab hal itu akan mengganggu aktivitas belajar anak-anak maupun pekerjaan Anda sekembalinya dari liburan.

2. Makanan dan Minuman
Selama perjalanan, jangan lupa untuk membawa makanan dan minuman ringan di dalam tas kecil. Sebab, ada kalanya meski waktu makan telah tiba, Anda belum menemukan satu warung atau rumah makan pun di tengah perjalanan.

Dalam kondisi demikian, tentu saja makanan dan minuman ringan tadi akan sangat membantu.

Atau jika anak Anda harus mengkonsumsi susu maupun vitamin bermerek khusus, bawalah persediaan dari rumah secukupnya. Sebab belum tentu susu atau vitamin bermerek tersebut dijual di kota-kota kecil di luar kota.

3. Sarana Akomodasi
Usahakan untuk memilih kamar besar yang dapat dihuni oleh satu keluarga. Apalagi saat ini sudah banyak hotel maupun penginapan yang telah memiliki family room yang dapat dihuni dua orang dewasa dan dua anak. Atau kamar yang mempunyai connecting door (pintu penghubung) agar Anda tetap dapat bersama anak-anak di hotel. Namun bila fasilitas tersebut ternyata tidak tersedia juga di tempat Anda menginap, maka usahakan agar kamar Anda dan kamar anak-anak bersebelahan atau berseberangan.

4. Memilih Objek Wisata
Upayakan untuk tidak menentukan objek tujuan wisata secara sepihak, biasakanlah memilih objek wisata secara demokratis. Salah satu caranya, orangtua dapat membuat daftar objek wisata yang sudah dan belum dikunjungi, lalu diskusikan dengan anak-anak. Biarkan mereka turut menentukan objek mana yang ingin dikunjungi. Hal ini bermanfaat dalam menanamkan rasa tanggung jawab dalam diri anak-anak, minimal untuk turut menjaga dirinya sendiri selama berwisata. Selain itu, mereka juga tidak akan merasa tertekan karena harus ikut ke lokasi yang sebenarnya tidak mereka sukai.

Di lain pihak, kondisi alam dari objek wisata yang akan dikunjungi juga perlu dicermati. Intinya, di objek wisata tersebut Anda bisa tenang menikmati dan menyaksikan anak-anak bermain atau berinteraksi dengan lingkingan di sekitarnya dengan aman.

Bila anak-anak sudah cukup besar, Anda dapat mengkombinasikan beberapa objek wisata dalam satu paket perjalanan. Misalnya objek wisata pantai dipadu dengan objek wisata perkebunan pesisir. Atau objek wisata pegunungan dikombinasikan dengan objek air terjun. Namu bila Anda memilih untuk tetap tinggal di satu objek wisata saja, buatlah jadwal acara yang berlainan dari waktu ke waktu.

Bagi keluarga yang masih memiliki anak kecil (balita), sebaiknya tidak memilih objek-objek wiata pantai yang ombaknya berdebur atau bergulung-gulung. Pilihlah daerah pesisir pantai yang landai dengan ombak yang tenang.

Sementara jika Anda menginginkan pergi ke pegunungan, pilihlah yang tidak terlalu terjal atau berbukit-bukit. Apalagi bila untuk mencapai lokasi, Anda harus menggendong anak yang sudah tentu akan merepotkan. Yang jelas, jangan memilih objek wisata yang bisa membahayakan anak-anak.

5. Pakaian
Bawalah pakaian yang sesuai dengan konisi cuaca daerah wisata yang akan dituju. Baju hangat tentu sangat diperlukan di daerah pegunungan, sedangkan kaus dan celana pendek cocok utuk ke pantai. Siapkan pula pakaian ekstra, seperti jaket dan jas hujan. Atau bila berkunjung ke pegunugan, jangan lupa untuk membawa sepatu olahraga. Siapa tahu Anda ingin mengajak anak-anak untuk tracking ke dalam hutan.

6. Obat-obatan
Obat-obatan merupakan salah satu persiapan penting yang tidak bisa diabaikan, sebab gangguan kesehatan dapat terjadi di mana saja. Meski saat ini unit-unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan klinik praktek dokter sudah bertebaran di mana-mana, namun sebaiknya Anda tidak melupakan perlengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

Sediakan selalu obat-obatan di dalam tas kecil. Seperti obat penurun panas, obat sakit perut, vitamin, obat merah, plester, dan lain-lain. Atau bila anak Anda mempunyai gangguan kesehatan tertentu, jangan lupa membawa obat khusus yang diberikan menurut resep dokter. Karenanya, sebelum melakukan perjalanan panjang, ada baiknya mengkonsultasikan kesehatan anak Anda ke dokter.

7. Tanda Pengenal
Dalam objek wisata yang ramai pengunjung, bisa saja anak-anak terpisah dari orangtuanya. Untuk itu perhatian Anda harus lebih ditingkatkan. Sebagai tindakan preventif, jangan lupa untuk menyelipkan tanda pengenal di saku si kecil. Memang, anak seusia SD umumnya belum memiliki kartu identitas sendiri. Akan tetapi, apa salahnya jika Anda membuatkan tanda pengenal sendiri untuk mereka?

Kartu identitas tersebut dapat dibuat dari karton tebal yang berisi data nama anak, nama orangtua, alamat dan nomor telepon rumah serta hotel tempat Anda menginap. Dengan demikian, bila anak-anak terpisah dari Anda dan ditemukan orang lain, diharapkan mereka dapat membaca tanda pengenal tersebut untuk selanjutya menghubungi Anda.

8. Mainan Kesayangan dan Buku Cerita
Adakalanya seorang anak memiliki mainan kesayngan yang selalu dibawanya ke mana-mana termasuk waktu tidur. Tanpa mainan ini, ia sulit tidur atau menjadi gelisah dan murung. Bila tidak terlalu besar, bawalah mainan kesayangan tersebut. Sebab suasana di tempat lain, seperti hotel atau penginapan belum tentu dirasa nyaman oleh anak-anak. Dengan bantuan mainan kesayangannya, ia akan merasa seperti berada di rumah sendiri. Adapula anak yang terbiasa dibacakan atau membaca sendiri buku cerita menjelang tidur. Untuk itu, bawalah juga beberapa buku cerita yang tidak terlalu tebal.

Berbagai persiapan di atas semoga dapat menambah keriangan anak-anak dan Anda sendiri saat bertamasya. Sehingga selama perjalanan sampai pulang kembali ke rumah, sang anak dapat menikmatinya dengan sepenuh hati. Dan yang penting, kegiatan wisata tersebut selanjutnya mampu memberikan pengalaman yang positif bagi perkembangan fisik dan mentalnya kelak. (Deny Riana; dimuat di Pikiran Rakyat, 30 Juni 2002, hal.6).***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar